Menurut Richard
Sihite (2000:18), penetapan harga kamar dapat dibedakan menjadi empat
bagian, yaitu :
a. Harga per Kamar
Harga
setiap kamar sesuai dengan fasilitas masing-masing.Penentuan harga bergantung
pada fasilitas, pelayanan, perlengkapan, luas kamar, dan lokasi.Dengan demikian
harga ini belum terkena potongan harga.
1) Fasilitas
Fasiltas adalah segala sesuatu
yang disediakan oleh perusahaan atau organisasi untuk memenuhi kebutuhan dalam
mencapai tujuan dan memudahkan atau menambah pelayanan secara Excellentkepada pelanggan.
2) Pelayanan
Pelayanan adalah segala sesuatu
yang diberikan guna menambah kualitas penyampaian dan kenyamanan serta
kepuasaan secara Excellent, sehingga
akan mendapatkan simpatik dari para pelanggan dalam menggunakan suatu produk
barang atau jasa yang ditawarkan.
3) Perlengkapan
Perlengkapan adalah segala
sesuatu yang disediakan untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
menunjang kualitas kinerja perusahaan atau organisasi maupun pihak yang
membutuhkan (pelanggan).
4) Luas Kamar
Luas kamar adalah besarnya
ruangan kamar yang ditawarkan sesuai dengan tarif yang ditawarkan oleh pihak
perusahaan hotel.
5) Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat
dimana adanya suatu objek berada.Untuk itu lokasi atau letak perusahan hotel
harus benar-benar strategis agar dapat mudah dijangkau pelanggan.
b. Harga Paket
Harga
kamar merupakan paket, yaitu sewa kamar di tambah pelayanan yang berupa makan
dan fasilitas lainnya.
c. Harga Perseorangan
Harga
sewa kamar dikenakan kepada tamu sesuai dengan jumlah yang akan menginap.
d. Harga Spesial
Harga kamar ditetapkan secara khusus dan resmi dengan
perjanjian harga diberikan kepada biro perjalanan, perusahaan, penerbangan, dan
kedutaan.Harga ini biasanya lebih murah dari harga resmi.Harga khusus ini terdiri dari :
1) Company
Rates, yaitu harga kamar
untuk tamu dari suatu perusahaan tertentu yang menginap secara
berkesinambungan.
2) Commercial
Rates, yaitu harga kamar
untuk tamu-tamu yang mengadakan perjalanan usaha (business).
3) Airlines
Rates, yaitu harga kamar
untuk tamu yang bekerja pada perusahaan penerbangan.
4) Seasonal
Rates, yaitu harga kamar
yang diberikan kepada tamu saat musim tertentu. Harga ini lebih murah dari
harga resmi karena untuk menarik para tamu pada saat hotel mengalami low season.
2. Tujuan
Penetapan Harga
Untuk menunjang
kelancaran aktivitas suatu perusahaan, tentunya diperlukan suatu perencanaan
yang efektif guna mencapai Adapun tujuan adanya penetapan harga menurut Philip Kotler tujuan
perusahaan tersebut.Maka, setiap kegiatan pemasaran termasuk penetapan harga
harus diarahkan kepada tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain, manajemen
perusahaan harus menentukan lebih dahulu tujuan penetapan harga itu sendiri.
(2001:473), yang diterjemahkan Hendra Teguh,
tujuan penetapan harga, yaitu :
a. Bertahan Hidup (Survival)
Tujuan ini
dipilih oleh perusahaan jika perusahaan mengalami kelebihan kapasitas,
persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Karena itu
perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah dengan harapan pasar akan
peka terhadap harga.
b. Maximum
Current Profit (Laba
Sekarang Maksimum)
Perusahaan
memilih tujuan ini akan memperkirakan permintaan dan biaya yang berkaitan
dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba
sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum.
c. Maximum
Market Share (Pangsa Pasar
Maksimum)
Perusahaan yang
memilih tujuan ini yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan
menghasilkan biaya per-unit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang
lebih tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah dengan asumsi bahwa pasar
sangat peka terhadap perubahan harga, sehingga harga rendah tersebut dapat
merangsang pertumbuhan pasar, itu disebut harga penetrasi-pasar (market-penetration pricing).
d. Maximum
Market Skimming(Menyaring
Pasar secara Maksimum)
Dalam tujuan ini
perusahaan menetapkan harga tertinggi bagi setiap produk baru yang dikeluarkan,
dimana kemudian secara berangsur-angsur perusahaan menurunkan harga untuk
menarik segmen lain yang peka terhadap harga. Tujuan ini dapat diterapkan
dengan adanya kondisi-kondisi atau asumsi-asumsi sebagai berikut:
1) Sejumlah pembeli yang memadai memiliki
permintaan yang tinggi.
2) Biaya per unit untuk memproduksi volume kecil
tidak terlalu tinggi.
3) Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih
banyak pesaing kepasar.
4) Harga yang tinggi menyatakan citra produk
yang unggul.
e. Product-Quality
Leadership (Kepemimpinan
Mutu-Produk)
Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika
perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar dalam hal kualitas produk, dan harga
yang ditetapkan menjadi relatif tinggi untuk menutupi biaya-biaya penelitian
dan pengembangan serta biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.
Sedangkan
menurut Teguh Budiarto dan Fandy Tjiptono (1997:151), tujuan penetapan harga
harus selaras dengan tujuan pemasaran yang dikembangkan dari tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Tujuan penetapan harga, yaitu :
1)
Berorientasi pada laba (pendekatan maksimalisasi laba
dan target laba).
2)
Volume (baik volume penjualan maupun pangsa pasar).
3)
Citra (membentuk citra tertentu terhadap produk atau perusahaan).
4)
Stabilisasi harga (mencegah terjadinya gejolak
harga).
3. Cara Penetapan Tarif atau Harga Kamar Hotel
Daftar penetapan tarif atau harga kamar hotel biasanya
secara regular dipublikasikan.Daftar tarif ini biasa dikenal dengan The Rack Rate yaitu suatu sistem tarif
kamar hotel yang sudah ditetapkan berdasarkan kebijakan harga sebagai hasil
keputusan manajemen hotel dan dipubikasikan dalam bentuk leaflet atau brosur yang yang tersedia di Front Office.
Menurut Oka
A.Yoeti (1997:104) cara-cara penetapan tarif kamar hotel yang sering digunakan
pihak manajemen hotel dalam penetapan tarif, yakni :
a. Target
Profit pricing
Suatu cara
penetapan tarif kamar berdasarkan rata-rata tingkat hunian kamar hotel yang
dapat menjamin pengembalian investasi yang dilakukan (Based on average occupancy which will provide an adequate return).
b. Perceived-
Value pricing
Suatu sistem
penetapan tarif kamar hotel berdasarkan nilai atau manfaat dari produk yang
ditawarkan.Perceived–Value pricing
ini merupakan suatu strategi yang secara umum ditujukan untuk a specific customer mix
c. Going
Rate
Penetapan harga
kamar berdasarkan permintaan rata-rata sebagai langkah menghadapi persaingan (keeping pace with the competition).
d. Price
Ranging
Penetapan tarif
kamar hotel berdasarkan pada penentuan tarif kamar yang tertinggi untuk kamar
yang terbaik, kemudian tarif kamar yang lebih rendah sampai kepada tarif kamar
dengan kualitas terjelek.Cara penetapan tarif kamar semacam ini dianut oleh
hampir kebanyakan hotel sekarang ini.
e. Value-Added
Pricing
Penetapan tarif
kamar hotel dengan cara memberikan tarif khusus atau diskon dalam bentuk
paket-paket yang menarik dengan memberikan bermacam-macam fasilitas yang dapat
dinikmati oleh calon tamu hotel. Dalam menginformasikan tarif kepada tamu hotel
maka dalam tarif kamar yang diinformasikan perlu disampaikan apa saja yang
sudah termasuk dalam tarif itu:
1) Kamar saja (Room Only).
2) Kamar dan makan pagi (Room and Breakfast).
3) Kamar dan makan tiga kali (Room and All meals).
4) Kamar dengan segala kebebasan untuk
menggunakan fasilitas yang ada (Room Plus
all recreational facilities).
5) Kamar dan tiket bebas untuk champagne, opera ticket, shopping voucher,
dan lain-lain.
f. Price
Skimming
Suatu strategi
yang diadopsi oleh hotel-hotel yang baru memasuki pasar dengan menggunakan Well Known Brand Name.Biasanya hotel
jenis ini menetapkan tarif kamar yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan oleh
kualitas kamar yang tersedia dan produk serta fasilitas lainnya
Untuk Lebih Lengkapnya Klik Link dibawah:
No comments:
Post a Comment