Artikel
Pehotelan Lainnya Klik Link Dibawah Ini
Jenis-jenis kerusakan pada bahan pangan secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Kerusakan fisik / mekanis
Kerusakan fisik adalah kerusakan yang
terjadi akibat pengaruh perlakuan fisik terhadap bahan makanan, seperti
pemanasan, pendinginan, dan pembekuan. Sedangkan kerusakan mekanis biasanya
terjadi akibat benturan mekanis yang terjadi antar sesama bahan makanan atau
karena benturan alat dengan bahan tersebut. Benturan biasanya terjadi saat
memasukkan bahan ke dalam wadah penyimpanan. Buah-buahan dan sayuran sering
mengalami rusak mekanis. Kerusakan ini umumnya terjadi akibat kurang hati-hati
dalam penanganannya, seperti pada saat pemasukan, pemindahan, dan penyimpanan
serta pengirimannya, atau saat proses pemanenan. Kerusakan mekanis yang terjadi
pada saat pemasukan, pemindahan, dan penyimpanan umumnya terjadi akibat
benturan dan penekanan antar sesama bahan dan wadah penyimpanan. Kerusakan
bahan akibat pengiriman terjadi karena adanya goncangan kendaraan dan himpitan
antar sesama bahan. Kerusakan saat memanen terjadi akibat terpotong oleh alat
pemanen dan benturan dengan benda keras.
2.
Kerusakan kimia
Kerusakan kimiawi adalah kerusakan yang
terjadi akibat adanya perubahan sifat zat dari bahan makanan. Perubahan kimiawi
ini, saling berhubungan dengan kerusakan lainnya. Kerusakan fisik biasanya juga
merupakan kerusakan kimiawi, karena reaksi enzimiatis biasanya akan aktif dalam
proses kerusakan kimia. Sinar matahari, oksigen, dan reaksi antara kemasan
kaleng dengan bahan dapat mempercepat kerusakan kimiawi. Kerusakan ini ditandai
dengan terjadinya perubahan warna dan aroma pada bahan makanan. Contoh :
perubahan warna apel yang telah di kupas
dari putih menjadi kecoklatan akibat adanya pengaruh oksigen.
3.
Kerusakan biologis / mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologis merupakan
bentuk kerusakan makanan yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme
(mikroba). Mikroba dapat menyebabkan pembusukan bahan makanan. Mikroba dapat di
temukan dimana saja, seperti: tanah, air, udara, bahan yang akan diolah,
peralatan untuk megolah, pekerja, dan lain-lain. Kerusakan ini akan
membahayakan kesehatan manusia yaitu terjadinya keracunan dan infeksi, akibat
mengkumsumsi makanan yang telah mengandung mikroba penyebab penyakit.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan di atas,
perlu dilakukan upaya untuk mengawetkannya. Prinsip-prinsip pengawetan yang
dapat dilakukan antara lain dengan suhu tinggi, suhu rendah, pengeringan,
fermentasi, dan menggunakan bahan tambahan pangan.
No comments:
Post a Comment