Makanan dan Kue-kue Tradisional Di Sumatera Barat Daerah Pasaman Timur Kabupaten Lubuk Sikaping.

Artikel Menarik Lainnya Klik Link Dibawah Ini



PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang banyak memiliki kekayaan suku bangsa, adat,  istiadat,  kebudayaan,  keindahan alam sampai aneka ragam bentuk makanan dan dikenal sampai kemancanegara. Kekayaan yang dimiliki merupakan suatu aset budaya yang patut dijaga kelestariannya. Setiap adat istiadat di Indonesia mempunyai tradisi yang berbeda-beda pada setiap daerahnya, salah satunya di daerah Pasaman Timur khususnya di Kabupaten Lubuk Sikaping.
Kabupaten Lubuk Sikaping sangat terkenal dengan makanan tradisional, kue tradisional dan buah-buahan. Makanan tradisional Kabupaten Lubuk Sikaping, yaitu rendang paku, asam durian ikan tonsen. Kue tradisionalnya antara lain kue bika, galuang-galuang, godok pisang gula merah. Sedangkan buah-buahan yang sangat terkenal di Kabupaten Lubuk Sikaping, yaitu pisang ameh dan salak, semua makanan, kue dan buah-buahan yang ada di kabupaten ini sudah sulit untuk kita dapatkan.
Perkembangan zaman yang begitu cepat dan semuanya mulai dilakukanan dengan modern, makanan dan kue tradisional yang ada di Kabupaten Lubuk Sikaping sudah sulit untuk kita dapatkan. Zaman yang semuanya serba modern, makanan dan kue-kue tradisional tersebut sudah terkalahkan dengan makanan dan kue modern pada zaman sekarang ini, seperti makanan cepat saji, yaitu KFC, burger, sandwich, dan lain-lain. Sedangkan kue-kue modern tersebut, yaitu rainbow cake, dan lain-lain. Semuanya itu bergati dengan cepat, dan kini makanan dan kue tradisional pun sulit untuk kita dapatkan.
Makanan dan kue taradisional tersebut tidaklah mudah untuk kita buat. Makanan dan kue tersebut mempunyai teknik untuk membuatnya. Orang-orang yang biasa membuat makanan dan kue tradisional tersebut yaitu nenek-nenek yang tinggal di kampung-kampung. Kampung tersebut dinamakan Kampung Jambak. Nenek-nenek tersebut dahulunya hanya menurunkan kebeberapa anaknya untuk mengajarkan cara dan teknik pembuatan makanan dan kue tradisional. Tidak hanya sebatas mengajarkan cara dan teknik pembuatannya saja, akan tetapi nenek-nenek tersebut juga mengajarkan bagaimana menjual makanan dan ku-kue tersebut.
Anak-anak nenek tersebut senang dengan pelajaran yang diberikan nenek. Pelajaran yang diberikan nenek sangatlah bergunak bagi mereka, karena semuanya itu berguna bagi mereka untuk masa yang akan datang. Tetapi, semuanya itu sudah berubah dengan perkembangan zaman.  Perkembangan zaman yang modern pada saat ini, anak-anak muda tidak ingin tahu tentang makanan dan kue tradisional tersebut. Karena mereka sudah tahu tentang makanan yang modern saat sekarang ini. Sehingga makanan dan kue tradisional saat sekarang ini sudah sulit untuk kita dapatkan.
Pada tulisan ini penulis menulis tentang Makanan dan Kue-kue Tradisional Di Daerah Pasaman Timur Kabupaten Lubuk Sikaping.
TINJAUAN PUSTAKA
A.           Pengertian Makanan dan Kue Tradisional
Makanan tradisional adalah makanan dan kue yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Bagi masyarakat Indonesia umumnya amat diyakini khasiat, aneka pangan tradisional, seperti tempe, tahu, bawang putih, madu, temulawak, gado-gado, kacang hijau, ikan laut, ikan darat dll. Karena disamping khasiat, makanan tradisional Indonesia juga mengandung segi positip yang lain seperti: Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan (anonim, 1996).
B.            Sejarah Makanan dan Kue Tradisional
Makanan dan kue tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistim sosial budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai, karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain (anonim, 1996).
Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama. Kue biasanya bercitarasa manis tetapi ada juga yang bercitarasa gurih dan asin. Kata “Kue” berasal dari kata serapan dari bahasa  Hokion. Hal ini menujukan pengaruh seni memasak Tionghoa di Nusantara. Beberapa kue menunjukan asal usulnya dari cina seperti kue bakpia. Kebanyakan kue basah adalah kue khas Nusantara, semntara untuk beberapa kue lain seperti lapis legit, risoles, pastel dan penkuk menunjukan pengaruh dari Eropa., yaitu Belanada dan Protugis. Pada awalnya istilah  kue memang di gunakan untuk menyebutkan nama kue tradisional dan kue keturunan Tionghoa, akan tetapi dalam Bahasa Indonesia istilah ini telah meluas menjadi istilah yang memayungi makanan ringan, termasuk untuk menyebut kue kering (cookie), kue pastri ( pestry), dan kue tart atau kue bolu ( cake).
Kue Tradisional  dapat dimasak dengan cara dikukus, dipanggang atau digoreng. Kue di Indonesia biasanya di kategorikan berdasarkan keadaan airnya yaitu kue basah dan kue kering. Kue basah pada umumnya bertekstur empuk dan tidak  dapat bertahan lama. Hal ini karena kompoisi dari kue basah adalah tepung beras, gula ,santan, sehinga mudah untuk basi. Kue baasah biasanya di olah dengan cara dikukus, direbus atau di goreng. Kue basah di Nusantara sangatlah mudah untuk di temui di pasar-pasar tradisional. Sedangkan kue kering biasanya bertekstur sedikit keras, dan lebih tahan lama di bandingkan dengan kue  basah.  Cara memasaknya pun berbeda, kebanyakan kue basah di olah dengan cara di Oven atau di panggang. Di bandingkan dengan kue basah kue kering biaanya lebih mahal.
C.            Makanan dan Kue-kue Tradisional Pasaman Timur Kabupaten Lubuk Sikaping
Makanan tradisional Kabupaten Lubuk Sikaping antara lain seperti asam durian ikan tonsen, randang paku, pangek kacang panjang, gulai paku cipuik, gulai kundua. Sedangkan kue-kue tradisional Kabupaten Lubuk Sikaping antara lain seperti galuang-galuang, kembang loyang, kue sapik, godok pisang gula merah, putu mayang, kue bika.
D.           Faktor-faktor Kurangnya Pembudiyakan Makanan dan Kue-kue Tradisional
Zaman yang begitu cepat berobah membuat semuanya berobah, hingga makanan dan kue-kue tradisional sulit untuk ditemukan. Hal tersebut dapat kita lihat dari faktor-faktor kurangnya pembudiyakan makanan dan kue-kue tradisional antara lain: 1) Kurangnya rasa ingin tahu dari genarasi-generasi muda saat ini, 2) Meningkatnya makanan cepat saji yang mereka sebelumnya tidak tahu, 3) Tidak adanya rasa ingin untuk meningkatkan makanan dan kue-kue tradisional tersebut, 4) Kurangnya keterampilan dalam meningkatkan makanan dan minuman tradisional dalam bentuk rasa, tekstur, dan kualitas khas makanan dan kue-kue tersebut.
E.            Cara-cara Membudidayakan Makanan dan Kue-kue Tradisional
Cara-cara membudidayakan makanan dan kue-kue tradisional antara lain: 1) Mengajak yang muda-muda tersebut untuk dapat membudidayakan makanan dan kue-kue tradisional, 2) Mengenalkan makanan dan kue-kue tradisional kepada generasi muda, 3) Mengajarkan generasi muda tentang bagaimana mengolah makanan dan kue-kue tradisional.
F.             Contoh Makanan dan Kue Yang Ada Pada Suatu Acara Adat
Adat istiadat adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat untuk membudidayakan ciri khas dari daerahnya tersebut, agar cucu–cucunya tidak lupa akan acara–acar adat tersebut. Pada acara adat istiadat yang ada pada daerah saya yaitu di pasaman, kami sering melakukan yang namanya Batagak Gala untuk Kabasaran. Yang mana datuk kabasaran adalah gelar yang di miliki oleh suku tanjung yang berada di Kampung Luar Nagari Durian Tinggi Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman.
Gelar kabasaran adalah gelar yang sudah turun temurun dari nenek moyang yang kurang lebih sudah berusia ratusan tahun. Di dalam kepemimpinan kabasaran ini sesuai dengan pepatah minang “kapai tampek batanyo, kapulang tampek babarito” arti kata segala keputusan yang berusan adat keputusannya berada di tangan kabasaran. Beberapa bulan yang lalu salah seorang keluarga dari orang tua laki–laki saya diangkat atau di lewakan memangku gala kabasaran di dalam pelaksanaanya, kabasaran yang lama menyerahkan gelar pusaka beserta keris, pakaian adat lengkap kepada yang baru disertai dengan upacara Nagari dengan panggilan (undangan) datuk–datuk yang ada di dalam nagari beserta cucu keponakan, pemuka masyarakat dan muspida setempat.
Di dalam upacara itulah kabasaran yang baru, bersaksikan datuk–datuk, undangan yang hadir memulai memakai pakaian kabasaran adat suku Tanjung (Kabasaran), di saat itu pula kabasaran yang baru memangkat sumpah bahwa di dalam memangkat gelar kabasaran akan menjalankan dengan sungguh–sungguh dan seadil–adilnya dalam memimpin Nagari, khususnya cucu keponakan beliau yang bersuku Tanjung. Dalam pelaksanaan inilah yang disebut di asami arti kata memotong hewan sembelihan (sapi atau kerbau). Besarnya gelar adalah di asami, setelah di asami ini baru gelar tatonggok di kapalo, di sandang dek baku, nama kecil di simpan, dan di pakai gelar yang baru, di lewakan. Maka berobahlah nama yang bersangkutan Mamak Kabasaran.
Pada acara batagak gala ini, biasanya sanak saudara membuat menu masakan untuk acara ini antara lain:
Nasi
***
Rendang
Gulai Kambing
Gulai Cubedak
***
Samba Lado Tanak Maco
***
Pisang emas
Parabung: kue bolu + lemang + wajik (Ganie N. Suryatini. 2010)
Pada pengolahan makanan untuk acara batagak gala ini, biasanya sanak saudara melakukannya dengan cara bergotong royong atau berasama–sama untuk mengolahnya.





PENUTUP


A.           Kesimpulan
Makanan tradisional adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Khususnya pada Daerah Pasaman Timur Kabupaten Lubuk Sikaping sangatlah terkenal dengan makanan dan kue tradisionalnya. Anak-anak kita pada umumnya bagi yang masih muda, agar dapat melestarikan atau mengembangkan terus makanan dan kue tradisional daerah masing-masing, agar makanan dan kue tersebut tidak hilang. Karena makanan dan kue tradisional merupakan kekayaan yang ada di daerah kita.
B.            Saran
Pada Tulisan ini, penulis  banyak sekali menemukan permasalah-permasalahan dalam pembuatan tulisan yang berjudul makanan dan kue-kue tradisional tersebut. Oleh karena itu pada pembuatan tulisan ini bisa lebih sempurna, penulis meminta kritikan, saran dan sedikit tambahan materi yang pembaca ketahui tentang makanan dan kue-kue tradisional. Agar penulis tidak mengalami kesalahan dapada tulisan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. Pengertian Makanan Tradisional. Jakarta.
Ganie N. Suryatini. 2010. Periuk Nusantara. Jakarta.

Rianti. 2013. Sejarah Kue Tradisional. Jakarta

No comments:

Post a Comment

Teknik pembuatan pudding

Cold pudding Menggunakan agar agar sbg pngental dan dpt jg mnggunakan tepung custard dan tepung  maizena. Pengolahan dg cara  dreb...